Saat ini penggunaan susu formula di Indonesia sudah pada taraf mengkhawatirkan. Bayi usia 0 – 6 bulan pun sudah banyak yang mengkonsumsi susu formula, padahal pemerintah sudah menganjurkan hanya memberikan Air susu ibu (ASI) bagi bayi dibawah usia 6 bulan secara eksklusif. Namun, pada kenyataan nya program ini masih sulit untuk dijalankan. Oleh sebab itu, tim Delik telah membahas perbedaan antara ASI dan susu formula. Mereka mendatangi laboratorium di departemen Teknik Kimia untuk melihat perbedaan-perbedaan tersebut. Kami mengusulkan pengujian secara kimia dan fisika. Dilihat dari sisi kandungan kimia, ASI dan susu formula memiliki kandungan yang mirip satu sama lain, artinya kalau dilihat dari gizi saja susu formula bisa menyamai ASI. Namun, ternyata dari sifat fisika nya, susu formula tidak bisa menyamai ASI. Seperti contoh dari uji kestabilan larutan antara susu formula dan ASI menggunakan teknik Sentrifugasi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa susu formula setelah disentrifugasi banyak menghasilkan endapan sedangkan ASI tidak, hal ini menunjukkan bahwa kestabilan larutan ASI jauh lebih baik dibandingkan dengan susu formula. Selain itu, kami menggunakan teknik penyaringan pada saringan 0.45 mikron. Hasilnya menunjukkan bahwa banyak partikel dari susu formula yang lolos sedangkan susu formula tidak, hamper semua partikelnya tidak lolos saringan. Hal ini menunjukkan bahwa ASI merupakan Nano/submikro partikel. Hal ini menunjukkan bahwa partikel-partikel yang ada pada ASI lebih mudah diserap oleh tubuh dibandingkan susu formula. Kesimpulannya adalah meskipun dari kandungan kimia Susu formula bisa menyamai ASI, namun, dari sifat fisika nya Susu formula tidak bisa menyamai ASI. Hal ini menyebabkan ASI masih lebih baik dibandingkan dengan susu formula.
Link Video :
Part 3
0 comments:
Posting Komentar