Ingatkah iklan salah satu sabun terbaru dari perusahaan sabun terkenal di Indonesia ? Mikroba yang saat ini ada di kulit dan bagian tubuh terluar kita telah banyak bermutasi, sehingga sudah banyak yang resisten terhadap sabun yang banyak saat ini beredar yang banyak mengandung triklosan sebagai bahan aktifnya. Triklosan sendiri sudah banyak dikritik dalam penggunaannya sebagai bahan aktif sabun kesehatan, seperti berita berikut ini http://tempo.co/read/news/2013/12/18/061538484.
Sehingga pencarian bahan aktif lain yang dapat menggantikan triclosan terus dilakukan, penggunaan bahan aktif senyawa tunggal sangat rentan digunakan karena akan memicu resistensi baru dari mikrobanya. Oleh sebab itu, penggunaan herbal atau ektrak kasar menjadi alternatif yang baik, karena memiliki mekanisme membunuh mikroba dari berbagai sisi, bukan hanya satu sisi yang menjadi targetnya.Selain itu, penggunaan sabun berbasis bahan alamipun terus dikembangkan, selain isu penyebab alergi, sabun berbasis alamipun ramah lingkungan dibandingkan sabun yang berbahan baku dari minyak bumi (seperti SLS (sodium lauryl sulfate)).
Lebah madu adalah makhluk yang luar biasa yang menghasilkan produk-produk yang bermanfaat bagi manusia seperti madu, pollen, royal jelly, propolis dan wax, bahkan racunnya pun bisa digunakan untuk terapi berbagai penyakit. Madu dan Propolis telah terkenal memiliki kemampuan sebagai antimikroba, baik virus, bakteri, dan jamur. Selain itu, mekanisme penghambatan mikrobanyapun bervariasi, satu mikroba tertentu memiliki mekanisme penghambatan yang berbeda dengan mikroba yang lainnya. Sehingga madu dan propolis ini sangat ideal untuk dijadikan bahan aktif ini. Namun, madu dan propolis ini merupakan bahan yang memiliki nilai keekonomian yang tinggi, sehingga perlu pemilahan material mana yang bisa dijadikan bahan aktif untuk sabun.
Michael Hundall (2007) mempublikasikan penemuan dia dan tim, bahwa lilin propolis (sisa hasil proses produksi propolis bebas lilin) masih memiliki aktivitas antimikroba. Baik untuk jamur jenis Candada albicans, Pseudomonas aeruginosa, Stapylococcus aureus, dan Steptococcus mutans. Lilin propolis ini masih memiliki kandungan rata-rata 11-18% resin, 77-87% lilin, 2,4 – 5% polifenol dan 0-5% komponen lainnya.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut, kami mendesain produk sabun kesehatan dengan bahan aktif lilin propolis. Material ini kami dapatkan dari hasil samping pembuatan ektrak propolis bebas lilin (http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2014/01/11/mengapa-perlu-propolis-yang-free-wax-bebas-lilin--625730.html) dengan penambahan sedikit madu sebagai aromanya. Bahan pembuatan dasar sabunnya kami gunakan surfaktan alami yang beralas dari asam lemak nabati seperti minyak jarak, minyak kelapa, minyak zaitun, dan lain-lain. Sabun dibuat berjenis sabun transparan.
Kemampuan sabun ini kami uji dengan menggunakan metode analisis antibakteri Total Plate Count bakteri yang dikulit kemudian dibasuh dengan menggunakan sabun dan hasil cuciannya ditumbuhkan di dalam media pertumbuhan bakteri berupa agar. Bakteri yang tumbuh tanpa dan dengan sabun dihitung jumlahnya dan dibandingkan berapa persen yang terhambat. Hasilnya menunjukkan telah terjadi pengurangan jumlah bakteri sebesar 63% dengan menggunakan sabun ini, sedangkan sabun yang lain hanya 53%, bukan 99%, seperti klaimnya pada iklan, mungkin hal ini karena perbedaan metode pengujian. Selain itu, pengujianpun dilakukan sebagai sabun untuk membersihkan jamur dan protozoa pada penyakit keputihan. Penyakit keputihan sendiri disebabkan oleh jamur jenis Gardanella, Candida, dan Trichomonas. Lilin propolis saja sudah terbukti dapat menghambat pertumbuhan C. albicans, namun, setelah dicampurkan dengan sabun, apakah memiliki aktifitas yang sama. Hasil penelitian saat ini menunjukkan bahwa dengan terapi sabun ini, dalam satu minggu Gardanella, Candida, dan Trichomonas bisa dihambat pertumbuhannya, bahkan sampai bersih (tidak terdeteksi keberadaanya). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sabun berbahan aktif lilin propolis sangat berpotensi sebagai sabun kesehatan masa kini, yang ramah lingkungan dan dapat menghambat pertumbuhan mikroba patogen pada bagian luar manusia.
0 comments:
Posting Komentar